*bersihin debu*
uhhuk... *batuk alay*
tapi gw ga milih batuk sob, gw milih konodin *iklan*
udah lama banget (lebay) ga ngebuka nih blog... biasa sibuk gitu deh gw orang nya -,-
*blog apaan sih ini? blog yang dibuat sama orang yang ga bisa serius kan?*
Eh gw lagi iseng-iseng nulis, ternyata nulis yang serius itu susah yah, ga gampang buat membuat sebuah cerita... kepala gw aja hampir sengkle (bahasa apaan ini)
Penasaran? gw aja engga -,- .. nih cuplikan nya, masih dalam proses soalnya.. Cerita ini cuman karangan dari gw aja sih..
__
Alunan musik indah ditemani dengan kepingan buah jeruk yang
segar dan juga tak kalah segar dengan susu murni yang sudah kubuat spesial
untuk diriku dipagi hari ini. Oooh nikmat nya bersantai di kursi taman ini.
Dengan kaus kutang dan celana boxer yang kukenakan ini sudah bisa dipastikan
kenyamanan ini akan berlangsung lama.
“Assalamualaikum,
tio… tio… tio…” kebisingan yang terdengar dari luar rumah.
“Tio, itu
loh ada temen-temen kamu didepan pintu. Suruh masuk gih” ujar ibu ku.
“Iya bu” ,
dalam hati ku sedikit jengkel karena kenyamanan ku hilang seketika.
Setelah
kubuka pintu depan tenyata sahabat ku Kirana, Desta, Edwin, dan Panji yang
berkungjung kerumah ku.
“Kok kamu
belom siap-siap sih yo?” kirana langsung menyaut ku dan heran dengan tampilan
ku.
“Loh? Ada
apa emang?” jawab ku dengan tampang polos yang pikiran nya hanya dipengaruhi
kenyamanan yang baru saja kurasakan.
“Cepetan deh
sekarang lu siap-siap. Kan Farida mengundang kita ke acara perkawinan nya tio!”
bentakan desta membuat aku sadar bahwa hari ini akan ada acara penting yang
harus ku hadiri. Tanpa berbicara apa-apa lagi langsung saja aku berlari menuju
kamar mandi dan bersiap-siap untuk langsung pergi kesana.
***
Kami duduk
di meja yang spesial yang memang sudah di persiapkan oleh Farida untuk kami.
Dan aku terkejut ada boneka awan yang memiliki dua bola mata dan memberikan
senyuman padaku dan sepatu casual biru di atas kursi ku. Tak tertahankan, pria
seperti ku pada akhir nya mengeluarkan titihan air mata hanya karena sebuah
benda.
“Apaan tuh
yo?” pertanyaan itupun muncul dari panji dan Edwin disaat bersamaan.
“Gatau,
mungkin ada orang yang sengaja menaruh nya di tempaku” ujar ku yang pura-pura tak tahu.
Jus yang
berada di depan ku pun langsung saja kuangkat dan kuminum. Seteguk demi seteguk
air yang enak rasa nya itu pun masuk ke tenggorokan. Dan di setiap tegukan nya
ada satu igatan yang terlihat di fikiran ku. Faktor nya bukan dari tegukan,
namun dari benda tadi. Gleeek *suara tegukan dari tenggorokanku*
***
Malam yang terkutuk.
Dengan telunjuk yang
saling menunjuk.
Hanya emosi yang dapat
terbentuk.
Seperti orang-orang
yang sedang mabuk.
Aku bukanlah
orang yang punya banyak cerita yang menarik untuk di dengarkan. Justru
sebaliknya, aku lebih banyak memiliki cerita yang buruk. Broken home adalah kata yang tepat untuk keluarga yang kumiliki.
Orang tua ku bercerai dengan keikhlasan dari kedua nya, namun mungkin hanya aku
yang tak ikhlas karena masih belum bisa memahami apa yang terjadi.
Kini aku
hanya tinggal dengan ibuku, ini karena pilihan waktu ayah ku menanyai ku dengan
siapa aku ingin tinggal. Itu adalah pilihan yang berat, seperti orang menanyai
mu untuk memilih meloncat ke dalam sumur atau melompat kebawah jurang. Dan
dengan pilihan yang sungguh membuat ku tak bisa tidur 2 malam hanya untuk
memikirkan nya. Pada akhirnya aku menentukan untuk tinggal bertiga dengan Ibu
dan adik ku.
Waktu
kejadian itu, aku yang masih duduk di bangku SMP hanya bisa menangis tanpa
melakukan apapun. Mungkin jika kejadian itu terulang sekarang, aku akan
menghentikan kedua nya dengan tanpa memihak siapa pun. “Ibu, kenapa ibu
bercerai dengan ayah?” pertanyaan ku keluar begitu saja keesokan hari setelah kejadian
tersebut. Dan apa yang ibu ku jawab? Dia hanya diam dan menetas kan air mata.
Dari sejak saat itu, aku tak ingin mempertanyakan hal itu lagi. Mungkin terlalu
berat untuk ibu ku mengatakan nya.
“Tio, ambilkan
ibu makan yah. Ibu lapar” ujar ibu dengan sangat lemas nya. Aku langsung sangat
senang, karena ibu sudah seharian tidak mau makan. “Baik bu ” ujar ku dengan
semangat. Ketika aku selesai dengan makanan yang telah kusajikan, aku langsung
menghampiri ibu ku. “Ini bu” ujar ku dengan senyuman lebar yang mungkin
mengalahkan luasnya angkasa, yang bertujuan untuk menenangkan ibu ku yang masih
terluka. “Makasih tio” ujarnya, “Ibu bercerai dengan ayahmu dengan saling
memiliki alas an satu sama lainnya” lanjut nya, “Ibu dan Ayah tidak berfikir
untuk melengkapi, hanya sekedar untuk memuaskan. Perasaan ibu dan ayah mungkin
hanyalah buatan dari kita masing-masing, percintaan yang di ciptakan oleh
perasaan ayah dan ibu, bukan yang di ciptakan oleh Tuhan. Dan disaat inilah
perceraian itu dipakai” ibu mengakhiri kata-kata nya dan dia kembali meneteskan
air matanya, air yang begitu suci.
Cerita itu hanyalah ingatan yang dari
dulu selalu ingin ku hapus namun tak pernah bisa terhapus seluruh nya. Hanya
satu bagian yang ku hapus, muka ayah watu dia membentak ibu ku. Sungguh aku
telah melupakan nya, dan sungguh aku membenci nya.
***
Pindah.
Beranjak dari satu
tempat ke tempat yang lebih indah.
Membuang rasa resah dan
gelisah.
Terkadang menjadi
sebuah rumusan dalam mengatasi sebuah masalah.
Setahun setelah kejadian itu, kami
memulai aktivitas seperti hari-hari biasanya. Walau tak ada seorang pemimpin
itu lagi dihadapan kami. Tak apa, aku siap menggantikan nya........
___
ya gitu deh hasil nya, eh ini jelek jadi nya dari word ke blog.. maap kalo ga enak diliat...
masih ada lagi lanjutan lanjutan nya, ya moga moga hasil nya bagus sampe ending cerita...
biasa sih emang dasar tulisan seorang amatiran, jadi maaf kalo jelek :D
komen boleh, ga komen apalagi :D
Ciyeee liburan nya dah selesai yah? ciyee bisa ketemu anu nya dong di sekolah nanti :p
Oh iya ga lupa mbe mau minta maaf atas kesalahan yang kalo bisa dibilang udah sering banget di lakuin...
Minal aidzin wal faidzin ya gaes... Lope lope lah..... oh iya judul cerita yang lagi proses penulisan ada di judul post-an mbe kali ini