Jumat, 01 Agustus 2014

Memories

*bersihin debu*
uhhuk... *batuk alay*
tapi gw ga milih batuk sob, gw milih konodin *iklan*
 udah lama banget (lebay) ga ngebuka nih blog... biasa sibuk gitu deh gw orang nya -,-

*blog apaan sih ini? blog yang dibuat sama orang yang ga bisa serius kan?*
Eh gw lagi iseng-iseng nulis, ternyata nulis yang serius itu susah yah, ga gampang buat membuat sebuah cerita... kepala gw aja hampir sengkle (bahasa apaan ini)
Penasaran? gw aja engga -,- .. nih cuplikan nya, masih dalam proses soalnya.. Cerita ini cuman karangan dari gw aja sih..

__


      Alunan musik indah ditemani dengan kepingan buah jeruk yang segar dan juga tak kalah segar dengan susu murni yang sudah kubuat spesial untuk diriku dipagi hari ini. Oooh nikmat nya bersantai di kursi taman ini. Dengan kaus kutang dan celana boxer yang kukenakan ini sudah bisa dipastikan kenyamanan ini akan berlangsung lama.
        “Assalamualaikum, tio… tio… tio…” kebisingan yang terdengar dari luar rumah.
        “Tio, itu loh ada temen-temen kamu didepan pintu. Suruh masuk gih” ujar ibu ku.
        “Iya bu” , dalam hati ku sedikit jengkel karena kenyamanan ku hilang seketika.
    Setelah kubuka pintu depan tenyata sahabat ku Kirana, Desta, Edwin, dan Panji yang berkungjung kerumah ku.
        “Kok kamu belom siap-siap sih yo?” kirana langsung menyaut ku dan heran dengan tampilan ku.
        “Loh? Ada apa emang?” jawab ku dengan tampang polos yang pikiran nya hanya dipengaruhi kenyamanan yang baru saja kurasakan.
        “Cepetan deh sekarang lu siap-siap. Kan Farida mengundang kita ke acara perkawinan nya tio!” bentakan desta membuat aku sadar bahwa hari ini akan ada acara penting yang harus ku hadiri. Tanpa berbicara apa-apa lagi langsung saja aku berlari menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk langsung pergi kesana.
***
        Kami duduk di meja yang spesial yang memang sudah di persiapkan oleh Farida untuk kami. Dan aku terkejut ada boneka awan yang memiliki dua bola mata dan memberikan senyuman padaku dan sepatu casual biru di atas kursi ku. Tak tertahankan, pria seperti ku pada akhir nya mengeluarkan titihan air mata hanya karena sebuah benda.
         “Apaan tuh yo?” pertanyaan itupun muncul dari panji dan Edwin disaat bersamaan.
       “Gatau, mungkin ada orang yang sengaja menaruh nya di tempaku” ujar ku yang pura-pura tak tahu.
      Jus yang berada di depan ku pun langsung saja kuangkat dan kuminum. Seteguk demi seteguk air yang enak rasa nya itu pun masuk ke tenggorokan. Dan di setiap tegukan nya ada satu igatan yang terlihat di fikiran ku. Faktor nya bukan dari tegukan, namun dari benda tadi. Gleeek *suara tegukan dari tenggorokanku*

***
Malam yang terkutuk.
Dengan telunjuk yang saling menunjuk.
Hanya emosi yang dapat terbentuk.
Seperti orang-orang yang sedang mabuk.
           
         Aku bukanlah orang yang punya banyak cerita yang menarik untuk di dengarkan. Justru sebaliknya, aku lebih banyak memiliki cerita yang buruk. Broken home adalah kata yang tepat untuk keluarga yang kumiliki. Orang tua ku bercerai dengan keikhlasan dari kedua nya, namun mungkin hanya aku yang tak ikhlas karena masih belum bisa memahami apa yang terjadi.
           Kini aku hanya tinggal dengan ibuku, ini karena pilihan waktu ayah ku menanyai ku dengan siapa aku ingin tinggal. Itu adalah pilihan yang berat, seperti orang menanyai mu untuk memilih meloncat ke dalam sumur atau melompat kebawah jurang. Dan dengan pilihan yang sungguh membuat ku tak bisa tidur 2 malam hanya untuk memikirkan nya. Pada akhirnya aku menentukan untuk tinggal bertiga dengan Ibu dan adik ku.
      Waktu kejadian itu, aku yang masih duduk di bangku SMP hanya bisa menangis tanpa melakukan apapun. Mungkin jika kejadian itu terulang sekarang, aku akan menghentikan kedua nya dengan tanpa memihak siapa pun. “Ibu, kenapa ibu bercerai dengan ayah?” pertanyaan ku keluar begitu saja keesokan hari setelah kejadian tersebut. Dan apa yang ibu ku jawab? Dia hanya diam dan menetas kan air mata. Dari sejak saat itu, aku tak ingin mempertanyakan hal itu lagi. Mungkin terlalu berat untuk ibu ku mengatakan nya.
       “Tio, ambilkan ibu makan yah. Ibu lapar” ujar ibu dengan sangat lemas nya. Aku langsung sangat senang, karena ibu sudah seharian tidak mau makan. “Baik bu ” ujar ku dengan semangat. Ketika aku selesai dengan makanan yang telah kusajikan, aku langsung menghampiri ibu ku. “Ini bu” ujar ku dengan senyuman lebar yang mungkin mengalahkan luasnya angkasa, yang bertujuan untuk menenangkan ibu ku yang masih terluka. “Makasih tio” ujarnya, “Ibu bercerai dengan ayahmu dengan saling memiliki alas an satu sama lainnya” lanjut nya, “Ibu dan Ayah tidak berfikir untuk melengkapi, hanya sekedar untuk memuaskan. Perasaan ibu dan ayah mungkin hanyalah buatan dari kita masing-masing, percintaan yang di ciptakan oleh perasaan ayah dan ibu, bukan yang di ciptakan oleh Tuhan. Dan disaat inilah perceraian itu dipakai” ibu mengakhiri kata-kata nya dan dia kembali meneteskan air matanya, air yang begitu suci.
          Cerita itu hanyalah ingatan yang dari dulu selalu ingin ku hapus namun tak pernah bisa terhapus seluruh nya. Hanya satu bagian yang ku hapus, muka ayah watu dia membentak ibu ku. Sungguh aku telah melupakan nya, dan sungguh aku membenci nya.

***
Pindah.
Beranjak dari satu tempat ke tempat yang lebih indah.
Membuang rasa resah dan gelisah.
Terkadang menjadi sebuah rumusan dalam mengatasi sebuah masalah.

            Setahun setelah kejadian itu, kami memulai aktivitas seperti hari-hari biasanya. Walau tak ada seorang pemimpin itu lagi dihadapan kami. Tak apa, aku siap menggantikan nya........

___

ya gitu deh hasil nya, eh ini jelek jadi nya dari word ke blog.. maap kalo ga enak diliat...
masih ada lagi lanjutan lanjutan nya, ya moga moga hasil nya bagus sampe ending cerita...
biasa sih emang dasar tulisan seorang amatiran, jadi maaf kalo jelek :D
komen boleh, ga komen apalagi :D

Ciyeee liburan nya dah selesai yah? ciyee bisa ketemu anu nya dong di sekolah nanti :p
Oh iya ga lupa mbe mau minta maaf atas kesalahan yang kalo bisa dibilang udah sering banget di lakuin...
Minal aidzin wal faidzin ya gaes... Lope lope lah..... oh iya judul cerita yang lagi proses penulisan ada di judul post-an mbe kali ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar